Lawan stigma untuk dunia yang setara
Bismillah
Assalamu'alaikum
Senang sekali kemarin hari Rabu 30 maret 2022 aku berkesempatan menyimak salah satu talk show menarik dari Berita KBR di chanel youtube. Tema kali ini membahas tentang "Lawan Stigma Untuk Dunia yang Setara"
Dipandu oleh Ines Nirmala selaku Host KBR dengan 2 nara sumber nya sebagai berikut:
1. dr. Oom Komarian, M.kes
Ketua dari Pesatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS).
2. Uswatun Khasanah
Perwakilan dari NLR indonesia yang juga Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)
Seperti kita ketahui ketika membicarakan seputar penyandang disabilitas hingga saat ini masih terjebak dalam diskriminasi, salah satu hambatan terbesarnya adalah pemahaman yang keliru dan adanya stigma. Akibatnya para penyandang disabilitas tidak mendapat kesempatan yang sama seperti masyarakat nondiasabilitas yang lainnya dalam berbagai aspek dan sejalan dengan kampanye hari kusta untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi perjuangan melawan stigma juga turut disuarakan oleh penyandang down syndrome. Down syndrome juga salah satu disabilitas intelektual juga seringkali lekat dengan stigma negatif dan buruk. NLR indonesia turut mendukung kampanye kesadaran dan upaya melawan stigma terhadap semua ragam disabilitas. Kampanye ini diangkat bertepatan dengan peringantan hari down syndrome sedunia yang dirayakan setiap tanggal 21 maret.
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Kusta ini ada 2 jenis yaitu kusta basah dan kusta kering.
Down syndrome merupakan adanya gangguan genetika yang menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik yang tidak bisa disembuhkan, namun jika diberikan dukungan dan perhatian yang maksimal, maka mereka bisa tumbuh secara bahagia. Sering kali down sydrome mendapat stigma negatif sebagai orang yang idiot dan tidak bisa melakukan apa- apa sehingga membuat penyandang dan orang tua menjadi cendrung menarik diri dan merasa rendah diri.
Jadi akhirnya didirikanlah POTADS untuk sosialisasi untuk orang tua yang memiliki anak penyandang down syndrome bisa lebih optimal. Salah satu programnya adalah kerjasama dengan rumah sakit. Pada saat ada anak down syndrome lahir, diberi buku panduan bagi orang tua dalam menangani anak. Sejalan dengan visi POTADS adalah pemberi informasi terlengkap tentang down syndrome dan selain itu tujuannya memberdayakan anak down syndromw dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Kesimpulan
Untuk para penyandang disabilitas selain perawatan secara medis, juga perlu support bagi lingkungan sekitarnya. Mereka para menyandang juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya. Walaupun kekurangan tersebut menjadikan dirinya berbeda dengan yang lainnya tidak menjadikan dirinya untuk menarik diri dan merasa rendah diri. Terlebih lagi dalam agama Islam yang saya yakini saat ini bahwa semua sama dimata Allah dan yang membedakan adalah amal baik buruknya. Jadi marilah kita semua saling menghargai dan mendukung sesama. Kekurangan yang dimiliki pasti akan ada pula kelebihan yang dimiliki. Lalu bagi orang tua yang memiliki anak disabilitas, hal pertama perlu dilakukan adalah membawa ke klinik tumbuh kembang agar bisa mendapat penanganan dan stimulasi dini. Dengan dilakukan stimulasi yang baik maka akan bisa mengejar ketertinggalan perkembangan anak.
Semoga semua sebagai orang tua bisa melakukan penerimaan diri dan melalukan intervensi sedini mungkin untuk anaknya.
Bila masyarakat atau para orang tua yang memerlukan informasi terkait POTADS bisa melalui nomor kontak admin POTADS di 081296237423
Demikian adalah sedikit review dari acara talk show dari Berita KBR mengenai kesetaraan terhadap disabilitas. Semoga dapat menambah wawasan kita dan semakin membuka diri dalam memberi empati dan dukungan terhadap orang penyandang disabilitas.
Semoga dapat dipahami.
Wassalam
Perlu adanya kesadaran dari masyarakat di negara kita ya mam, masih minim saling menghargai memang di negara kita, selalu ada perbedaan dalam segala hal , ya terutama memanndang anak yang disabilitas, karena kadang memang orang tuanya sendiri pun selalu minder untuk berbagi dan muncul ke masyarakat , itu tadi balik lagi ke budaya masyarakat kita yang tidak bisa saling meghargai
BalasHapus